Jika Anda menganggap kalau tank cleaning itu tidak perlu, maka Anda salah besar.
Tidak membersihkan kapal terutama pada bagian penyimpanan ternyata bisa berakibat fatal lho. Mulai dari menyebabkan bau tidak sedap hingga kontaminasi. Lalu, bagaimana cara membersihkan kapal tanker yang tepat?
Kenapa Tank Cleaning itu Penting?
Membersihkan kapal itu penting terutama di bagian penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan beraneka macam barang. Mulai dari kendaraan, makanan, bahan kimia, minuman, hingga produk yang rawan meledak.
Ketika tidak dibersihkan, bau dan residu yang tertinggal akan mempengaruhi produk lain yang disimpan dan kualitas dari lingkungan itu sendiri. Di sisi lain, kapal yang tidak dibersihkan akan rawan rusak, misalnya bagian lambung kapal korosi.
Jika dibiarkan, maka tidak hanya akan mempengaruhi barang lain yang dibawa tapi juga keselamatan seluruh awak kapal.
Pembersihan kapal sebaiknya dilakukan sebelum mengangkut material yang lainnya. Tujuannya agar sisa residu, terutama bahan aktif yang bisa menyebabkan korosi, bisa dihilangkan dan tidak mempengaruhi yang lainnya.
Karena hal tersebut, tidak sedikit kapal yang membawa sendiri awak pembersih agar bisa melakukan pembersihan secara rutin.
Prosedur Tank Cleaning
Tidak setiap orang bisa melakukan pembersihkan kapal. Harus ada orang yang bertanggung jawab dan berperan sebagai supervisor selama proses cleaning kapal.
Selain itu, pekerja juga wajib tahu dan paham mengenai proses pembersihan yang harus dilakukan.
Di Indonesia, setiap kali melakukan tank cleaning, harus mengisi dan melakukan prosedur sesuai dengan ketentuan Departemen Perhubungan. Mulai dari mengisi surat permohonan, hingga surat pernyataan tanggung jawab jika selama proses cleaning terjadi sesuatu.
Jika sudah disetujui maka Anda bisa langsung membersihkan kapal. Namun, perlu menjadi catatan, setelah membersihkan kapal, maka Anda perlu membuat laporan tertulis. Misalnya, jenis cleaning hingga jenis limbah yang Anda bersihkan[1].
Preparation
Sebelum bekerja, pastikan jika setiap pekerja sudah memiliki APD yang memadai untuk menjaga keselamatan diri. Beberapa APD yang sesuai dengan Occupational Safety and Health Administration (OSHA), yaitu:
- Hardha.
- Pelindung mata.
- Sarung tangan.
- Sepatu boots.
- Pelindung pernafasan. Untuk pelindung pernafasan, Anda perlu menggunakan filter N, R atau P95.
Selain itu, Anda perlu menggunakan full body suit terutama jika beresiko terjadi kontaminasi ke kulit. Penggunaan harnes dan alat pengaman lain pun diperlukan, terutama jika Anda melakukan pembersihan di bagian luar kapal.
Setelah itu, Anda bisa melanjutkan ke tahap persiapan. Di tahap persiapan, ada beberapa hal yang perlu Anda pastikan, yaitu:
- Memilih pekerja yang tepat.
- Mengecek risk assessment.
- Melakukan komunikasi dengan seluruh awak dan penumpang jika proses pembersihkan akan membutuhkan waktu dan bisa mengganggu kenyamanan beraktivitas. Untuk meminimalisir resiko, jangan lupa untuk menggunakan tanda jika sedang ada pembersihan kapal.
- Mendokumentasikan kondisi air trank sebelum bekerja.
- Melakukan sterilisasi dengan desinfektan jika diperlukan.
- Pengisolasian saluran masuk tangki. Dengan begitu, tangki bisa Anda kosongkan dan periksa.
- Setiap pompa pendorong yang berkaitan dengan tangki dan sistem, maka harus Anda isolasi dari catu daya utama.
Pengosongan dan Pembersihkan Tank
Setelah persiapan selesai, ada tahap pengosongan tank. Di sini, Anda perlu mengosongkan tank sesuai dengan izin yang sudah Anda dapatkan. Jangan lupa ambil foto dan patuhi regulasi. Misalnya ada berapa orang pekerja dari jasa cleaning tangki solar dan teknisi. Kemudian, lakukan proses pembersihan dengan cara berikut:
- Secara manual, kikis permukaan bagian dalam. Jangan lupa untuk memvakum lantai dan dinding agar semua kotoran dan debu hilang.
- Cek apakah ada kerusakan, korosi hingga bagian pengelasan yang rusak. Jika ada, maka harus Anda perhatikan agar mendapatkan perbaikan.
Khusus untuk perbaikan atau inspeksi, hanya pegawai dengan keahlian khusus misalnya bagian pengelasan yang bisa melakukannya. Jika Anda tertarik mempelajari keahlian khusus tersebut, Anda bisa langsung klik Allpro dan kami akan membantu Anda.
Membilas, Desinfeksi dan Klorinasi
Setelah proses pembersihan sudah selesai, maka Anda harus melakukan pembilasan menggunakan air bersih. Jangan lupa cek apakah ada kebocoran pada kapal.
Jika sudah, maka Anda perlu melakukan desinfeksi dan klorinasi, caranya:
- Catat pH air yang Anda gunakan.
- Untuk desinfeksi kimiawi, larutkan klorin ke air ke dalam konsentrasi tertentu.
- Tentukan volume tangki, dosis minimal per m3, konsentrasi yang dibutuhkan, dan waktu kontak minimal.
- Cek tingkat sodium hypochlorite menggunakan test kit. Anda bisa menambahkan sodium hypochlorite jika Anda butuhkan dan uji ulang. Pastikan jika jumlah residu klorin sudah mencapai 50PPM.
- Jangan mencampur bahan kimia apapun hingga setengah tangki terisi air.
- Anda bisa menambahkan klorin sebanyak 0,5 liter per m3. Pastikan untuk tidak menambahkan klorin jika pH lebih dari 8,5.
- Jika tingkat klorin sudah sesuai, Anda bisa membuka saluran keluar tangki agar air klorin mengalir keluar di sekitar sistem. Nantinya, teknisi perlu mengecek air yang diklorinasi dengan membuka keran dan shower.
- Dalam penilaian, jangan lupa untuk mengacu pada ketentuan yang berlaku.
- Pastikan semua sampel dari setiap jalur pipa sudah mencapai 50PPM selama 60 menit atau sekitar 20 PPM per 120 menit.
- Jika tangki air mengering ketika penarikan air lewat sistem, maka matikan katup keluar agar udara tidak masuk ke sistem. Kemudian, isi ulang tangki hingga setengahnya dan tambahkan dosis bahan kimia lain untuk pengisian tangki.
System Recompositioning
Di tahapan ini, Anda perlu melakukan penetralan menggunakan sodium thiosulphate jika desinfeksi >5 PPM. Anda bisa menggunakan 2 gr sodium thiosulphate untuk mengencerkan 1PPM per 1000 liter air.
Larutkan dengan air hangat dan biarkan mengalir ke seluruh sistem. Cek lagi apakah sudah tidak ada klorinasi dengan menggunakan kertas kanji atau iodida. Kuras tangki hingga setengahnya dan jangan lupa untuk menutup katup bola dengan benar.
Jika sistem sudah dibilas maka ukur TDS dan levelnya harus sama dengan pasokan air yang masuk. Cek juga konsentrasi klorin dan itu harus sekitar 0,5PPM hingga 0,1PPM. Lakukan laporan dan jika laporan sudah diterima, maka Anda bisa mengumpulkan label peringatan sehingga tank bisa kembali digunakan.
Baca juga: Jasa Drying Dalam Jaringan Pipa
Dokumentasi Proses
Di tahapan terakhir, Anda harus melakukan dokumentasi. Misalnya kondisi air sebelum memasang tutup tangki. Lengkapi label desinfeksi, tanda tangani dan tempelkan label di setiap tangki untuk menggantikan stiker yang lama.
Jika sudah Anda desinfeksi, hidupkan calorifier dan pastikan suhu air minimal adalah 50 derajat C ketika Anda hidupkan. Sedangkan aliran calorifier harus minimal 60 derajat C. Pastikan semua sudah sesuai, simpan perlengkapan kembali dan tank sudah bisa Anda gunakan kembali.
Itulah prosedur dalam tank cleaning. Prosedur tersebut bisa berbeda tergantung dari lokasi dan regulasi suatu negara. Karena hal tersebut, maka Anda harus tetap up to date terkait prosedur yang berlaku. Semoga informasi di atas membantu Anda dan sampai jumpa di informasi menarik lainnya.
Sumber:
- http://pelayananterpadu.menlhk.go.id/images/dokumen/perizinan/tankcleaning.pdf
- https://hubla.dephub.go.id/ksubelawan/page/service-procedure/read/10042/surat-persetujuan-tank-cleaning
- http://www.chemicaltankerguide.com/tank-cleaning-hazards.html
- https://int-enviroguard.com/blog/common-hazards-and-safety-tips-for-tank-cleaning/
- http://shipsbusiness.com/tank-cleaning.html
- https://www.carter-wilson.com/blog/459-how-to-clean-industrial-chemical-tanks-in-3-steps
- https://www.wcs-group.co.uk/wcs-blog/domestic-water-tank-cleaning