Sejarah dan perkembangan teknologi pengelasan – Sobat Allpro dimanapun berada, dalam bukunya yang berjudul Teknologi Pengelasan Logam, terbitan Pradnya Paramita tahun 2004, Prof. Harsono Wiryosumarto, Guru besar teknik mesin ITB menyatakan pada bab awal bukunya bahwa,
“Pengelasan bukan tujuan utama konstruksi, melainkan merupakan sarana untuk mencapai aspek keekonomisan pembuatan / manufaktur yang lebih baik.”
Sebagaimana kita lihat di sekililing kita saat ini, kontribusi teknologi pengelasan dalam industri konstruksi sangat luas. Meliputi pembangunan jembatan, perkapalan, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, kendaraan rel, rangka baja, konstruksi mesin, dan lain sebagainya. Luasnya aplikasi teknologi las ini dikarenakan bangunan dan/atau mesin yang dibuat dengan menggunakan teknik penyambungan las menjadi lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana. Dengan demikian sehingga total biaya yang diperlukan menjadi lebih ekonomis.
Secara singkat, kita definisikan bahwa las merupakan sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Sampai saat ini telah lebih dari 40 jenis pengelasan yang digunakan. Misal untuk membentuk ikatan antara atom-atom atau molekul-molekul dari logam yang disambungkan. Klasifikasi dan metode pengelasan akan kita ulas lebih lanjut pada artikel yang lain.
Sejarah pengelasan
Pada zaman dahulu, teknik penyambungan logam telah dilakukan dengan sumber energi panas yang masih terbatas menggunakan kayu bakar / arang dengan temperatur yang masih rendah. Orang pada waktu itu sudah bisa melakukan proses pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah.
Pada akhir abad ke-19, energi listrik sudah bisa digunakan dengan mudah, sehingga memicu perkembangan pembangkitan panas dengan temperatur yang jauh lebih tinggi dari panas kayu bakar/arang. Kemudian turut memajukan teknologi pengelasan dengan pesat, sebagaimana teknologi las busur, las resistansi listrik, las termit, las gas yang telah banyak digunakan pada waktu ini.
Serta inovasi metode pengelasan sejak tahun 1950 sampai dengan sekarang seperti las plasma, las elektron, las laser, dan las gesek tekan atau friction stir welding. Rangkuman sejarah perkembangan teknologi pengelasan sejak akhir abad ke-19 sampai dengan akhir abad ke-20 dapat dilihat pada Gambar 1.
Welding connects our world
Pengelasan berperan penting dalam menyatukan dunia kita. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan pesatnya kemajuan teknologi pengelasan memungkinkan kita bisa membangun gedung pencakar langit, kendaraan rel super cepat, kapal selam, menyalurkan gas/minyak/uap dengan sistem perpipaan. Bahkan, untuk kepentingan penjelajahan luar angkasa. Disamping untuk proses manufaktur, pengelasan juga dapat digunakan untuk proses reparasi, seperti mempertebal bagian mesin yang sudah aus, mengisi lubang-lubang cor, membuat lapisan keras pada perkakas, dan proses reparasi lainnya.
Desain sambungan las harus betul-betul mempertimbangkan kesesuaian antara sifat-sifat las, kegunaan konstruksi, dan lingkungan sekitar. Faktor keamanan menjadi parameter utama, dan masalah-masalah yang mungkin timbul karena sambungan las perlu dipecahkan dan diantisipasi dengan berbekal pengetahuan. Oleh karenanya, praktek pengelasan dalam hal apapun, terutama yang berkaitan dengan konstruksi yang beresiko besar harus dibarengi dengan pengetahuan yang memadai.
Pengetahuan menjadikan kita bisa berkembang, dan dengan berlatih akan menuntun menuju kesempurnaan. PT Allpro Mirai Indonesia menyediakan jasa layanan training, sertifikasi, desain WPS PQR, dan konsultasi bidang pengelasan. Dengan dukungan SDM yang sudah berpengalaman dan berkualifikasi untuk menjadi mitra dalam memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang anda hadapi di bidang pengelasan.
Rererensi :
- Harsono, W., & Okumura, T. (2000). Teknologi Pengelasan Logam. Cetakan ke sembilan Jakarta, PT Pradnya Paramita.
- Weman, K. (2011). Welding processes handbook. Elsevier.